Sentra mainan Asemka, surga pedagang mainan (2)
Kawasan di kurang lebih Jalan Pintu Kecil, Asemka, Jakarta Utara, merupakan pusat penjualan mainan anak. Sebagian besar mainan yang beredar di negeri ini berawal dari daerah itu. Selain sebagai daerah tujuan para orangtua saat belanja mainan, kawasan ini menjadi tujuan bagi pemodal untuk mengakses gerai mainan.
Pasar Asemka yang ada di Jalan Pintu Kecil, Jakarta Utara, merupakan tidak benar satu pusat usaha yang terletak di ibukota negara ini. Berbagai macam product konsumsi, terasa dari barang elektronik, tekstil hingga mainan anak dapat ditemui di sana.
Bahkan, spesifik mainan anak, Asemka boleh dibilang sebagai surganya. Ada kurang lebih 100 pedagang besar yang menjual beragam style mainan anak di daerah tersebut. Barangnya bersifat product lokal maupun impor. Mulai dari yang harganya seribu rupiah hingga jutaan rupiah, sepenuhnya ada di sini kamar mandi lantai batu kerikil .
Dengan banyaknya kuantitas pedagang dan kelengkapan style mainan yang ditawarkan, tak heran kalau daerah ini disebut sebagai sentra penjualan mainan anak. Bahkan, menurut Haryono, tidak benar satu pemilik gerai mainan, Asemka merupakan pusat penjualan mainan terbesar di negeri ini. Pasalnya, nyaris semua pedagang mainan dari semua penjuru Indonesia pasti menggotong mainan dari Asemka. “Ada yang datang langsung, ada terhitung membelinya secara online,” imbuhnya grosir mainan anak jakarta .
Tengok saja, Toko International. Toko yang duduki Jalan Pintu Kecil No.45-46 itu tidak dulu sepi pengunjung. Seluruh karyawan yang berjumlah kurang lebih 15 orang selamanya sibuk melayani pembeli. Suasana ramai selamanya terlihat, baik di hari kerja maupun hari libur.
Bahkan, lantaran pengunjung yang berlimpah, toko pun tak dulu libur. “Dalam setahun kita hanya tutup sekali, yakni terhadap hari pertama Lebaran,” kata Bayu staf penjual Toko International.
Sebagai pusat penjualan mainan anak, gerai di Asemka ini paham meraup omzet nan menggiurkan. Misalnya di Toko International. Dalam sehari, omzet yang terkumpul menggapai Rp100 juta.
Meski nilai omzet cukup besar, Bayu bilang, sejatinya keberadaan toko di jalur itu cuman sebagai daerah untuk memajang mainan. Bisnis penjualan atau transaksi jual-beli mainan yang sebenarnya justru dikerjakan secara online atau melalui kelanjutan telepon. “Transaksi di luar toko kontribusinya dapat hingga 60%,” katanya.
Tingginya omzet yang sukses dicapai tiap gerai pun memikat banyak pedagang lainnya untuk turut menggelar lapaknya di Asemka. Sebut saja Sandy. Awalnya, dia mengakses toko mainan di Jakarta Barat. Namun, di sana dia hanya dapat beroleh nilai omzet yang kecil.
Lantas, Sandy pun memindahkan usahanya ke Asemka sejak th. 2000. “Tempat ini sebenarnya sudah terkenal sejak lama, sebagai pusat penjualan grosir. Jadi, aku turut membuka di sini,” katanya.
Tidak hanya pedagang lokal yang turut mengakses usahanya di Asemka. Sejumlah penjual mainan dari negeri tetangga terlihat turut turut membaur di kawasan ini.
Salah satunya adalah Sandra. Pemilik toko mainan 668 itu adalah warga negara Filipina. “Saya baru mengakses usaha sejak satu th. lalu di sini,” tuturnya bersama dengan bahasa Indonesia yang terpatah-patah.
Dia memindahkan usaha penjualan mainannya dari Filipina ke Asemka, karena tergiur mendengar cerita keberhasilan temannya. Sandra bilang, temannya itu sudah lebih-lebih dulu mengakses gerainya di Asemka.